BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersediaan
pakan ternak merupakan masalah utama dalam pembangunan peternakan. Bila
ditinjau dari segi biaya produksi dalam suatu usaha peternakan, maka biaya
makanan merupakan biaya yang paling tingi jika dibandingkan dengan biaya
produksi lainnya. Biaya makanan ini dapat mencapai lebih dari 75% dari total
biaya produksi. Oleh karena itu pentingnya mencari bahan alternative yang dapat
dijadikan sebagai bahan pakan pengganti yang kandungan nutrisinya sama dengan
bahan pakan pokoknya.
Salah
satu alternative yang dapat diambil adalah dengan menambah pengetahuan mengenai
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternative pakan
ternak. Misalnya, limbah dari tanaman perkebunan, limbah tanaman perkebunan
dapat dihasilkan dalam skala yang cukup besar dan memungkinkan dijadikan
sebagai bahan alternative pakan ternak.
Limbah
kakao atau yang sering kita kenal dengan buah coklat merupakan bahan makanan
non konvensional yang dapat digunakan sebagai bahan alternative pakan ternak.
Limbah buah coklat diantaranya dapat terdiri dari kulit buah coklat dan kulit
biji coklat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengangkatnya dalam makalah ini dengan judul “ Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Coklat Sebagai Bahan Alternatif Pakan
Ternak “.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah
ini penulis mengangkat rumusan masalah yaitu apa saja kandungan nutrisi yang
terdapat pada kulit coklat.
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih
memfokuskan permasalahan maka pembahasan permasalahan hanya difokuskan pada
kandungan nutrisi yang terdapat pada kulit coklat apabila dikonsumsi secara
terus menerus.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk mengetahui kandungan nutrisi yang terkandung dalam
kulit buah coklat.
1.5 Manfaat
Adapun
manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui kandungan nutrisi
yang terkandung pada kulit buah coklat sehingga pembaca dapat memanfaatkan
limbah kulit buah coklat sebagai alternative bahan pakan ternak.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Tanaman kakao
Tanaman kakao atau coklat ( theobroma cacao L) termasuk dalam
devisio spermathopyta, kelas dycotyledon, ordo marvales, family sterculiacea,
genus thebroma dan dan spesies theobroma cacao L (NPDC 2000). Tanaman ini
pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1560 di bawa oleh orang – orang
spanyol (swasono 1990). Luas area perkebunan kakao pada tahun 2006 adalah
1.191.742 Ha dan produksi tanaman kakao berkisar 748.847 ton (Deptan 2007).
Peningkatan luas area tanaman produktivitas dan produksi kakao cenderung selalu
diikuti dengan peningkatan limbah yang dikeluarkan. Limbah perkebunan tanaman
coklat diantaranya kulit buah, kulit biji dan plasenta. Kulit buah merupakan
limbah yang paling besar yang dikeluarkan sekitar 75% (Darwis dkk. 1998) dari
buah kakao segar. Produksi satu ton biji kakao kering setara dengan 10 ton
kulit buah kako segar. untuk menangani produksi yang tinggi diperlukan
penanganan limbah secara efektif sehingga tidak mengganggu proses produksi dan
lingkungan sekitar pabrik pengolahan. Kulit buah kako segar mengandung kadar
air sekitar 85% (Tequia dkk. 2004) sehingga mudah menjadi busuk. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa kulit buah kakao dapat dimanfaatkan menjadi pakan
ternak. Kulit buah kakao mengandung 6,2% protein dan 45% serat kasar (Aregheore
2002) sehingga lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Buah
kako terdiri dari tiga bagian yaitu kulit buah sebesar 75, 6%, plasenta
2,59%dan biji 21,74%. Pengolahan mampu meningkatkan nilai manfaat kulit buah
kako sebagai pakan ternak.
2.2 Jumlah Produksi dan keberadaan Buah
coklat di Indonesia
Produksi kakao di
Indonesia sekarang ini cukup meningkat karena seiring dengan program pemerintah
untuk meningkatkan pengembangan tanaman kakao. Selama lima tahun terakhir ini
produksi kakao terus meningkat sebesar 7,14% pertahun atau 49,200 ton pada
tahun 2004. Jika proporsi lmbah kulit kakao mencapai 74% dari produksi, maka
limbah kulit buah kakao mencapai 36408 ton per tahun, maka dari itu limbah
kulit buah kakao merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan
sebgai pakan ternak.
Tanaman Kakao di Sumatera Utara memiliki
peran penting sebagai komoditas sosial karena 50% dari luas arealnya merupakan
perkebunan rakyat, disamping komoditi ekspor. Sampai tahun 2005 kakao yang
telah ditanam di wilayah Indonesia seluas 668.919 Ha dan 57.930,82 Ha (7,25%)
berada di Sumatera Utara dengan produksi buah segar 160.015,29 ton/tahun. Dari
buah segar akan dihasilkan limbah kulit buah Kakao sebesar 75%.
2.3 kandungan Nutrisi
Kulit coklat
Kulit
buah kakao (shel fod husk) adalah merupakan limbah agroindustri yang dihasilkan
tanaman kakao. Berdasarkan beberapa sumber yang telah melakukan penelitian,
kulit kakao atau biasa disebut kulit cokelat mempunyai kandungan gizi yaitu
Tabel 1.
Analisis Proksimat Pakan Kulit Buah Kakao Segar dan Fermentasi
Komposisi
|
Segar
(%)
|
Fermentasi(%)
|
Bahan Kering
|
15.5
|
81.4
|
Protein Kasar
|
9.15
|
14.9
|
Serat Kasar
|
32.7
|
24.7
|
Lemak
|
1.25
|
1.32
|
BETN
|
41.2
|
47.1
|
Abu
|
15.4
|
63.2
|
TDN
|
50.5
|
12.7
|
Kalsium
|
0.29
|
0.21
|
Posfor
|
0.19
|
0.13
|
Keterangan : Fermentasi dengan probiotik selama 2 minggu,
kering ,matahari
Bahan Ekstrak tanpa Nitrogen ,dihitung dengan rumus Hartadi dkk
(1980)
Sumber : A. Prabowo, dkk., 2002.
Tabel
2. Kandungan gizi kulit buah kakao segar dan kulit buah kakao fermentasi
Nutrisi, energy,
KBK dan KBO
|
Kulit buah kakao segar
|
Kulit buah
kakao fermentasi
|
Bahan Kering %
|
14,5
|
18,4
|
Abu %
|
15,4
|
12,7
|
Protein Kasar %
|
9,15
|
12,9
|
Lemak %
|
1,25
|
1,32
|
Serat Kasar %
|
32,7
|
24,7
|
BETN %
|
41,2
|
47,1
|
TDN %
|
50,3
|
63,2
|
ME, MJ/kg
Bahan Kering
|
7,60
|
9,20
|
Kecernaan
Bahan Kering
(KBK)
|
76,3
|
38,3
|
Kecernaan
Bahan Organik(KBO)
|
25,4
|
42,4
|
Ca
|
0,29
|
0,21
|
P
|
0,19
|
0,13
|
Sumber
: Balai Penelitian Ternak Ciawi, 1997
Tabel 3. Kandungan Gizi
Kulit Buah Kakao
Komponen
|
1
|
2
|
3
|
Bahan kering
Protein kasar Lemak Serat kasar Abu BETN Kalsium Pospor |
84,00 – 90,00
6,00 – 10,00 0,50 – 1,50 19,00 – 28,00 10,00 – 13,80 50,00 – 55,60 - - |
91,33
6,00 0,90 40,33 14,80 34,26 - - |
90,40
6,00 0,90 31,50 16,40 - 0,67 0,10 |
sumber: 1. Smith dan Adegbola (1982)
2. Amirroenas (1990)
3. Roesmanto (1991)
2. Amirroenas (1990)
3. Roesmanto (1991)
Tabel 4. Kandungan
nutrisi kulit buah Kakao tanpa fermentasi dan kulit buah kakao yang
difermentasi dengan Aspergillus niger.
|
Nutrisi
|
|
Kulit buah Kakao
|
Kulit buah Kakao fermentasi
|
|
Bahan kering (%)
|
89,40a
|
83,70b
|
|
|
Energy metabolis (Kkal/kg)
|
-
|
1767,864c
|
|
|
Protein kasar (%)
|
7,35b
|
12,89b
|
|
|
Lemak kasar (%)
|
1,42a
|
2,96b
|
|
|
Serat kasar (%)
|
|
33,10a
|
21,50b
|
|
Abu (%)
|
|
9.89a
|
9,05b
|
|
Sumber:
|
a Siregar(2009)
|
|
|
b Laboratorium Nutrisi dan Pakan
Ternak FP USU (2011)
c Loka Penelitian Kambing Potong
Sei Putih (2011)
Tabel 5.Kandungan nutrisi kulit buah
kakao non fermentasi dan kulit buah kakao fermentasi
|
|
Nutrisi
|
|
|
|
Perlakuan
|
|
|
|
|
|
BahanKering
|
Bahan organic
|
Protein Kasar
|
SeratKasar
|
|
|
|
(g/kg)
|
(g/kg
BK)
|
(g/kg BK)
|
(g/kg/BK)
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanpafermentasi
|
829
|
894
|
78
|
598
|
|
|
|
|
|
|
|
Fermentasi
Aspergilusniger
|
782
|
878
|
135
|
539
|
|
Sumber :Laboratorium Nutrisi,
UniversitasTadulako, 2008.
Fermentasi
Fermentasi sering
didefenisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara
anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam
proses fermentasi adalah karbohidrat, sedangkan asam amino dapat difermentasi
oleh beberap jenis bakteri tertentu (Friaz, 1992). Menurut Saono (1974) fermentasi
adalah segala macam proses metabolisme dimana enzim dari mikroorganisme (jasad
renik) melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa, dan reaksi kimia lainnya,
sehingga terjadi perubahan kimia pada substrat organik dengan menghasilkan
produk tertentu.
Fermentasi adalah kondisi perlakuan dan
penyimpanan produk dalam lingkungan dimana beberapa tipe organisme dapat
berkembangbiak. Proses fermentasi mikroorganisme memnperoleh sejumlah energi
untuk pertumbuhannya
dengan
jalan merombak bahan yang memberikan zat-zat nutrien atau mineral bagi
mikroorganisme seperti hidrat arang, protein, vitamin, dan lain-lain (adams and
Moss, 1995). Proses fermentasi dapat dilakukan melalui kultur media padat atau
semi padat dan media cair, sedangkan kultur terendam dilakukan dengan
menggunakan media cair dalam bio-reaktor atau fermentor.
Melalui
fermentasi terjadi pemecahan substrat oleh enzim-enzim tertentu terhadap bahan yang
tidak dapat dicerna, misalnya seluosa dan hemiselulsa menjadi gula sederhana.
Selama proses fermentasi terjadi pertumbuhan kapang, selain dihasilkan enzim
juga dihasilkan protein ekstraseluler dan protein hasil metabolisme kapang
sehingga terjadi peningkatan kadar protein (Winarno, 1983).
Aspergillus
niger
Aspergillus niger merupak
salah satu strain yang paling umum dan mudah diidentifikasi dari
genus Aspergillus, family Moniliaceae, ordo monoliales,
dan kelas fungi imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan
cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam
glukonat, dan pembuatan beberapa enzim seperti amylase, pektinase,
amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu
35oc – 37oc (optimum), 6 oc - 8 oc
(minimum), 45 oc - 47 oc (maksimum) dan memerlukan
oksigen yang cukup (aerob) (Media Komunikasi Permi Malang, 2007).
Kulit buah kakao mengandung alkaloid
theobromin (3,7 – dimethylxantine) yang merupakan factor pembatas pada pemakain
limbah kakao sebagai pakan ternak. Kandungan theobromin disajikan pada table.
Tabel 6. Kandungan Theobromin pada Bagian-Bagian Buah Kakao
Bagian
Buah Kakao
|
Kandungan
theobromin (%)
|
-
Kulit buah
- Kulit biji - Biji |
0,17 –
0,20
1,80 – 2,10 1,90 – 2,0 |
Sumber
: Wong, dkk (1988)
2.4
Cara Pengolahan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak
Prosedur pengolahan kulit buah kakao
untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak adalah sebagai berikut :
a Kulit
buah kakao dicacah dengan menggunakan parang atau chopper (manual atau
elektrik).
b Cacahan
kulit buah kakao ditebarkan secara merata diatas terpal atau lantai kemudian
disemprot dengan larutan
Aspergilusniger secara
merata.
c Cacahan
kulit buah kakao difermentasi selama 5-6 hari dengan cara memasukkan kedalam
karung atau ditumpuk pada lantai dan ditutup secara rapat dengan terpal.
d Penjemuran
dengan sinar matahari selama 2 (dua) hari pada kondisi normal.
e Kulit
buah kakao yang telah kering digiling sampai halus menggunakan grinder
(mesinpenggiling)
f Tepung
kulit buah siap diberikan pada ternak sapi
g Untuk
menjaga tepung kulit buah kakao dalam jangka panjang dianjurkan disimpan dalam
karung yang dilapisi plastik.
2.5 Rekomendasi pemberian kulit kakao
Sapi : pemberian 2 kg/ekor/hr + rumput
alam ( bentuk segar dan fermentasi)
Kambing : 2-3 kg/ekor/hr dalam bentuk segar
dan fermentasi
Ayam : 22% tepung
kakao pada ransum ayam dalam bentuk tepung (fermentasi)
Sumber :BPTP Lampung
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas
dapat di tarik kesimpulan bahwa nutrisi yang terkandung dalam kulit buah kakao
memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan alternative bahan pakan ternak
namun dalam penggunaannya harus memenuhi rekomendasi karena kulit buah kakao
mengandung alkaloid theobromin.
DAFTAR PUSTAKA
Aregheore
EM.2002. Chemical Evaluation and Digestibility of cacao (thoebroma cacao) by
product fet to goat. Tropical. Animal Health and production 34:339-348.
Darwis AA,
Sukara E, Tun tedja, Purnawati R. 1998. Biokonservasi limbah Lignoselulosa oleh
trichoderma viride dan aspergillus niger. Bogor: Laboratorium Bio-Industri.,PAU
Bioteknologi IPB.
[Deptan] Departemen pertanian.2007.
Pusat Data dan Informasi Pertanian: Komoditi kakao. http://database.deptan.go.id/bdspweb/f4-frame.asp. Di akses pada 11 juni
2014
[NPDC]
National Plant Data Centre. 2000. The plant Database, database (version 5.1.1).
http://plants.usda.gov./theobroma cacao
L.htm
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka :
Jakarta.
Swasono. 1990.
Budidaya Coklat. Bandung : Angkasa
Tequia A.
Endeley HNL, Beynen AC. 2004. Broiler Performance upon Dietary Subtitution of
cacao husks for Maize. Int J poult sci
3(12)779-782
bagaimana cara pengolahan kulit buah kakao yang dijadikan pupuk organik cair ?
BalasHapusdan apa manfaat serta kandungannya ?
mohon bantuannya ya bg....terima kasih ..
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical