LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
DAYA KELARUTAN LIPIDA DAN EMULSI LEMAK
OLEH :
LUQMAN HAKIM
E10013041
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran
Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat menyusun
laporan mingguan Praktikum Biokimia dengan judul Karbohidrat dan sub-judul
Peragian dan Uji Molisch ini. Laporan Praktikum mingguan ini di buat oleh penulis berdasarkan
hasil praktikum kedua yang telah dilaksanakan.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan
mingguan ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan di masa mendatang.
Semoga laporan mingguan ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Jambi, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR
..........................................................................................................
ii
PENDAHULUAN.............................................................................................
1
Latar
Belakang.................................................................................
1
Tujuan dan Manfaat.........................................................................
3
TINJAUAN
PUSTAKA.....................................................................................
4
METERI DAN
METODA..................................................................................
6
Waktu dan
Tempat...........................................................................
6
Materi...............................................................................................
6
Metoda.............................................................................................
7
HASIL DAN
PEMBAHASAN...........................................................................
8
PENUTUP.........................................................................................................
12
Kesimpulan......................................................................................
12
Saran................................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................
13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipida merupakan komponen sel atau jaringan yang terdiri atas
beraneka ragam senyawa yang sebagian besar hanya larut dalam pelarut organik.
Lipida tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organiknya, berupa:
eter, kloroform, benzen, alcohol, bensin, dan tetra yang karena sebagian besar
tergolong gugus lipofil. Secara sederhana lipida terdiri dari asil gliserol,
fosfolipida, sfingolipida, glikolipida, lipida terpen, termasuk korotenoid, dan
steroid. Dalam lipida ini terdapat dua komponen utama yaitu lemak (olive), dan
minyak (oil). Lemak lebih banyak ditemukan pada hewan, dan minyak lebih banyak
diperoleh dari tumbuh- tumbuhan.
Lemak (lipida) merupakan senyawa organik yang tidak larut dalarn
air tetapi dapat diekstrasikan dengan pelarut non polar seperti kloroform,
benzen, dan eter. Lemak terdiri dari ester asam lemak dan gliserin, Iemak tidak
dalam air tetapi larut dalam ester, kloroform, bensin" karena sebagian
besar tergolong gugus lipofil. Dialam terdapat sebagai lemak yang netral dan
disamping zat-zat yang menyerupai lemak (lipoid). Lipida terutama disusun atas
rantai hidrokarbon panjang beiantai lurus, bercabang atau membuat stnrktur
siklis. Lipida kompleks mengandung komponen non lipida seperti fosfat pada
lipida protein pada proteolipida atau pada glukolipida. Trigleserida atau
hiasil gliserol merupakan molekul tidak bermuatan dan dikenal juga sebagai
lipida nehal, lemak atau minyak sederhana. Trigleserida merupakan bagian lipida
yang dikonsumsi. Trigleserida terurai menjadi komponen penyusun oleh lipase.
Fosfolipida merupakan turunan tiasil gliserol yang salah satu komponen asam
lemaknya oleh senyawa fosfat. Fosfolipida yang sering dijumpai dialam adalah
lesitin, sefalin" fosfogliserida serin, fosfogleserida inositol.
Trigliserida disebut juga lipid Netral, yang merupakan molekul
yang tidak bermutan. Sedangkan Enzim protein yang disentesis oleh sel hidup
untuk mengktalisis reaksi yang berlangsung didalamnya.
Enzim merupakan protein
yang disentesis oleh sel hidup untuk mengkatalisasi reaksi yang berlangsung
didalamnya. Oleh karena reaksi yang enzimatis sangat bervariasi, maka
biokatalisator yang dibentuk, jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya.
Enzim merupakan biokatalisator dengan spesifikasi dan efisiensi tinggi. Enzim
dapat diproduksi dengan cara mengektraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan
mikroorganisme.
Cara ini memiliki
beberapa kelemahan, sehinggga yang sering dan umum dilakukan adalah cara
membiakkan mikroba penghasil enzim yang dikehendaki pada media tertentu kemudin
diektraksi. Keuntungan memproduksi enzim dari mikroba antara lain biaya
produksi lebih rendah, dapat di produksi dalam waktu singkat serta mudah
dikontrol. Kecepatan produksi enzim dapat lebih ditingkatkan dengan mengunakan
strain mikroba, induksi mutan dan perbaikan kondisi kultur pertumbuhannya.
Enzim secara khasnya disebut dengan katalisator yaitu dapat
mempercepat terjadinya suatu reaksi, tetapi pada umumnya tidak ikut muncul
dalam perekasian tersebut. Enzim ini juga merupakan protein yang disintesis
oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalamnya, enzim
ini juga disebut biokatalisator dengan spesifisitas dan efisiensi tinggi. Enzim
ini diproduksi dengan cara mengekstraksi dari jaringan tanaman atau hewan dan
mikroorganisme. Di dalam tubuh enzim ini sangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh
kita, karena jika tidak ada enzim maka proses reaksi ditubuh kita akan berjalan
lambat. Sebagai parameter dari reaksi enzimatis yang diketahui dalam penelitian
yaitu Kmax dan Vmax yang menyatakan bahwa semakin murni suatu enzim maka akan
semakin tinggi pula spesifik aktifitasnya.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum biokimia dasar ini tentang Lipida
dengan sub judul Daya Kelarutan Lipida dan Emulsi dari Lemak adalah pada Daya
Kelarutan Lipida yaitu untuk melihat daya kelarutan lipida dan asam-asam lemak
dalam berbagai pelarut, sedangkan pada Emulsi dari Lemak yaitu untuk mengamati
keadaan emulsi dari lemak dan zat yang bertindak sebagai emulgator. Manfaat
yang di peroleh dari praktikum ini adalah dapat membedakan larutan yang
tercampur/mengandung lemak dan yang tidak, bentuk reaksi emulsi serta
karakteristik-karakteristik warna yang terjadi pada uji Lipida ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Herikson (2003), menyatakan bahwa biokatalis yang sangat efisien
dan asam lemak berfungsi sebagai bahan bakar metabolik dan pembangunan untuk
lipid lain.
Brians (2001), menyatakna bahwa lipida menggunakan komponen sel
atau jaringan terdiri atas beraneka ragam senyawa sebagian besar hanya larut
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzen.
Jhoq Kimball (2001), menyatakan bahwa lipid adalah zat organik
yang sangat hidrofobik yang berarti bahwa zat-zat tersebut sukar/sam sekali
tidak larut dalam air.
Ansell (2001), yang menyatakan bahwa lipid merupakan asam lemak
biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut non
polar yaitu eter, chloroform, benzene.
Ekanarmi (2000), menyatakan bahwa lipida (lemak) bahan baku
merupakan penyusun fosfolipid suatu jenis lipid yang merupakan penyusun membran
sel organisme, salah satu contoh senyawa fosfolipid adalh lesitin yang terdapat
dalam otak danjaringan saraf,
Yuris, Brin (2000), menyatakan bahwa emulsi merupakan sediaan
yang mengandung zat yang tidak dapat bercampur biasanya terdiri meinyak dan air
dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang
Yuntus (2001), menyatakan bahwa emulsi merupakan sediaan yang
obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan
distabilkan oleh zat pengemulsinya atau surfaktan yang cocok.
Zandrius (2001), menyatakan bahwa sifat fisik lipid adalatr tidak
dapat larut dalam air tetapi larut dala satu/lebih pelarut organik misalnya
eter, kloroform, benzen, dan sering disebut pelarut lemak. Ada hubungan dengan
asep lemak dan estery mempunyai kemungkinan untuk digunakan oleh makhluk hidup.
Ftanley (2005), menyatakan bahwa terjadinya emulsi tidak stabil
dikarenakan larutan tersebut adanya lemak dan air sedangkan emulgatornya
didalam larutan tidak terdapat (ada) karena semua tabung tersebut emulsi tidak
stabil.
Weinberg (2003), menyatakan bahwa lipid dikandung oleh organisme
adalah lemak yaitu ester-ester dan gliserol asam-asam (asam karboksil dengan
rantai alkoholnya yang panjang).
MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Biokimia Dasar ini dengan sub-judul daya
kelarutan lipida dan emulsu dari lemak dilaksanakan pada hari senin tanggal 8
April 2013. Tempat pelaksanaan dari praktikum Biokimia ini yaitu di
Laboratorium Mipa Fakultas Sains dan Tehnologi ,Universitas Jambi dan dimulai
pada puku 12.00 WIB sampai selesai.
Materi
Daya Kelarutan Lipida
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum biokimia
pada uji daya kelarutan lipida ini adalah asam-asam lemak( butirat, stearat dan
asam oleat), lemak dan minyak (lard, butter, margarin dan olive), fosfolipida
(lesitin telur), kolesterol, pelarut (aseton, alkohol, kloroform dan eter),
tabung reaksi, kertas saring, pipet tetes dan erlenmeyer.
Emulsi dari Lemak
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Biokimia
pada uji emulsi dari lemak adalah sebagai berikut minyak parafin, minyak
kelapa, HCl encer, Soda, tabung reaksi, kertas saring, dan pipet tetes.
Metoda
Daya Kelarutan Lipida
Daya kelarutan Lipida cara kerjanya adalah sebagai berikut
pertama periksalah larutan lipida dan asam-asam lemak dalam air dan
pelarut-pelarut di atas, catat perbedaan di antara gugus-gugus utama lipida,
kemudian teteskan 1 tetes larutan lipida di atas pada kertas saring dan biarkan
kering. Amati pembentukan suatu noda lemak yang jernih, lalu masukkan 1 ml air,
tambahkan lipida yang telah di larutkan dalam etanol ke dalam tabung reaksi.
Catat penampakkan larutan segera setelah pencampuran dan setelah dibiarkan
beberapa menit, setelah itu masukkan air 3 ml ke dalam 2 tabung reaksi,
tambahkan 2 tetes minyak zaitun (olive) ke dalam 2 tabung reaksi tersebut.
Tambahkan lagi larutan lesitin ke dalam salah satu tabunng reaksi, dan minyak
zaitun ke dalam tabung reaksi yang lain. Kocok campuran dengan baik dan
bandingkan stabilitas emulsi yang terbentuk. Apa pengaruh lesitin dan mengapa.
Emulsi dari Lemak
Adapun cara kerja dari emulsi dari lemak adalah gunakan 4 tabung
reaksi yang masing-masing berisi kurang lebih 5 ml air, pada tabung 1 tambahkan
1 tetes minyak parafin dan tambahkan 1 tetes HCl yang encer, tabung 2 tambahkan
1 tetes minyak kelapa dan tambahkan 1 tetes HCl yang encer, tabung 3 tambahkan
1 tetes minyak parafin dan 1 tetes soda, dan pada tabung ke 4 juga tambahkan 1
tetes minyak kelapa dan tambahkan 1 tetes soda. Amati emulsi yang terjadi dan
jelaskan keadaan masing-masing tabung reaksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daya Kelarutan Lipida
Pada Daya Kelarutan Lipid yang bertujuan untuk melihat daya
kelarutan lipida dan asam-asam lemak dalam pelarut nnaka didapatkan hasilnya
sebagai berikut:
Setelah dimasukan pelarut lipida berupa stearat ke dalam tabung
reaksi yang berisi air maka terlihat pembentukan 2 bagian endapan larutan yaitu
lapisan bawah yakni airnya bening dan jumlahnya lebih banyak dan pada lapisan
atas yakni endapan berwarna putih keruh dan terdapat bintik-bintik dan
jumlahnya lebih sedikit.
Kemudian setelah dimasukan pelarut lipida berupa stearat ke
dalam tabung reaksi yang berisi alkohol maka terlihat pembentukan 2 baglan
endapan larutan yaitu lapisan bawah yakni aimya putih keruh dan jumlahnya lebih
banyak dan pada lapisan atas yakni endapannya padat dan berwarna putih
kekeruhan dan jumlah nya sedikit.
Setelah diteteskan 1 tetes kolestrol keatas kertas tissue dan .
dibiarkan kering maka hasilnya terlihat pemisahan noda putih yang jernih yang
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan noda yang mengental dari kandungan
stearat yang jumlahnya sedikit sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
kandungan lemak jemih daripada lipida seperti stearat sangat banyak (tinggi).
Setelah dimasukan 10 tetes kemudian ditambahkan margarin dan
kocok terlihat bahwa setelah dicampurkan atau dikocok larutan terlihat bahwa
larutan margarin memisah dari larutan lipida, untuk larutan ada 2 lapisan yakni
lapisan bawah stearat dan air dan lapisan atas kandungan warna putih kental
pada perrnukaan larutan.
Dan setelah dibiarkan sejenak hasilnya bahwa larutan tetap ada
dua bagian yakni lapisan bawah putih mengeruh (ada endapan) dan lapisan atas
putih kekuning-kuningan.
Setelah air dimasukaan kedalam 2 tabung yang 1 ditambahkan
dengan 2 tetes olive dan tabung satunya ditambahkan dengan larutan lisetin pada
tabung yang ditambah dengan 2 tetes olive warnanya tetap olive tidak tercampur,
sedangkan pada tabung yang ditambahkan dengan lestin warnanya menjadi putih
susu dan agak kekuningan.
Tabel : Daya Kelarutan Lipida
Nama larutan
|
Warna
|
Bentuk Tekstur
|
Butirat
|
bening
|
kasar
|
Stearat
|
putihsusu
|
halus
|
a.Oleat
|
kuning
|
kasar
|
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa stearat
jika ditambahkan air dapt larut dan wamanya tidak berubah. Tetapi terbentuk gumpalan-gumpalan
putih kecil berupa bintik-bintik sedangkan stearat jika ditambahkan alkohol
mudah larut tetapi terbentuk gumpalan-gumpaln putih yang kental. Maka
pernyataan ini sesuai dengan pendapat dari Jhon, Kinball (2001),
yang menyatakan bahwa lipid merupakanz.at organik yang sangat hidrofobik yang
berarti bahwa zat-zattersebut sukar/sama sekali larut dalam air.
Emulsi dari Lemak
Pada Emulsi dari Lemak yang bertujuan untuk mengamati keadaan
emulsi dari lemak dan zat yang bertindak sebagai emulgator, maka didapatkan
hasilnya sebagai berikut :
Air yang ditarnbahkan I tetes parafin dan HCI encer didapat
hasil bahwa tidak terjadi emulsi karena larutan tersebut bercampur tetapi
mengendap di pinggir permukaan.
Air yang ditambahkan dengan minyak kelapa dan HCI encer didapat
hasil bahwa terjadi emulsi karena tidak bercampur yaitu terpisah gumpalan
minyak ditengah.
Air yang ditambahkan dengan minyak parafin dan 1 tetes soda
didapat hasil bahwa larutan tersebut sedikit bercampur dan terdapat gumpalan
ditengah dan terjadi emulsi.
Air yang ditambahkan dengan minyak kelapa dan 1 tetes soda
didapat hasil bahwa terjadi emulsi karena tidak bercampur dan terdapat gumpalan
minyak ditengalr.
Air yang ditambahkan dengan minyak parafin dan 1 tetes soda dan
HCI encer, maka terjadi emulsi sebagian dan emulgator.
Tabel. Perincian dari Emulsi dari Lemak.
Pelarut
utama
|
Komponen
pelarut
|
Bentuk
perubahan
larutan
|
Ada
tidaknya
Emulsi
|
5
ml air
|
1 tetes soda
1 tetes
HCl
yang encer
|
Larutan tersebut
Bercampur tapi
Cairan berwarna
bening
|
Terjadi
Emulsi
|
5 ml air
|
1 tetes minyak
kelapa dan 1
tetes
HCI
yang encer
|
Larutan tersebut
bercampur tapi
mengendap
dipenggir
permukaan
|
Terjadi Emulsi
|
5 ml air
|
Lemak dan 1
tetes Hcl
|
Larutan tersebut
bercampur tapi
warna cairan keruh
|
Terjadi
Emulsi
|
Berdasarkan tabel diatas mak4 dapat kita simpulkan bahwa pada
bagian 1, 3, dan 5 terlihat terjadinya emulsi. Maka pernyata,an ini
sesuaindengan pendapat dari Yustus (2000), yang menyatakan bahwa
jika air dan lemak dikocokan akan terjadi emulsi dan ternyata tidak stabil
sehingga akan kembali kepada keadaan semula (campuran) setelah didiamkan
sejenak. Dan hal ini d
iperjelas dengan pernyataan Ansell (2001),yang
menyatakan bahwa lipid merupakan asam lemak, biasanya zat tersebut tidak larut
dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter,
chloroform, benzena karbon tetraklorida, alkohol panas dan aseton.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah di lakukan pengamatan terhadap beberapa uji yang di
lakukan pada Praktikum Biokimia ini dapat di tarik kesimpulan bahwa Butirat
memiliki warna kuning dan tekstur kasar dan setelah di tambah air larut ke
dalam butirat dan memiliki warna kuning jingga,stearat berwarna kuning susu dan
berstektur kasar setelah di tambah air larut dalam campuran stearat.oleat
berwarna kuning emas dan berstektur kasar setela di tambahkan air tidak larut
dan mengendap ke bawah,tidak menyatu satu sama lain dan setelah di masukkan
minyak sayur menggumpal ke atas dan tidak menyatu terhadap air dan air tetap
jernuh,yang diberi margarine air nya menjadi keruh sedangkan di beri lesitin
telur cairan berwarna keruh dan menghasil kan gelembung.HCl yang di tambah soda
terjadinya reaksi dan menyatu kemudian cairan tetap berwarna bening,HCl di
tambah kan minyak,minyak tidak menyatu dengan cairan HCl dan naik k menyatu
keprmukaan HCl,sedangkan HCl yang yang ditambahkan lemak,lemakn tidak menyatu
pada HCl dan cairan menjadi keruh.
Saran
Setelah dilakukan beberapa kali praktikum diharapkan alat-alat
laboratorium di laboratorium MIPA dapat di lengkapi lagi karena masih banyak
peralatan yang sangat dan kurang lengkap sehingga praktikan sangat tidak nyaman
dalam melakukan pengujian serta menghambat jalan nya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ansell.2001. Langkah
Pertama Dalam Kimia. Erlangga. Jakarta.
Brians.2001. Peruntun Pelajaran Kimia untuk SLTA. Genesa Exact.
Bandung.
Ekanarmi.2000.http://peyexxblog.blogspot.com/2011/12/identifikasi-asam-amino-melalui-uji.html/12
April 2013
Franley.2005. Pengantar Praktikum Kimia organik. Depdikbud dirjen
Pendidikan Tinggi. Yogyakarta.
Herikson.2003. Pengantar Praktikum Kimia organik. Depdikbud
dirjen Pendidikan Tinggi. Yogyakarta.
Kimball,
jhoq(2001)Pengantar Praktikum Kimia organik. Depdikbud dirjen Pendidikan
Tinggi. Yogyakarta.
Salirawati et
al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo
weinberg. 2003.
Dasar – dasar biokimia, jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Yuntus.2001. Pengantar Praktikum Kimia organik. Depdikbud
dirjen Pendidikan Tinggi. Yogyakarta.
Yuris,Brin.2000. Pengantar Praktikum Kimia organik. Depdikbud
dirjen Pendidikan Tinggi. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar