BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pakan merupakan sesuatu yang dapat dimakan oleh
ternak baik itu yang bersumber dari protein hewani dan nabati, sumber energi,
sumber mineral dan sumber-sumber yang lain yang akan mencukupi kebutuhan dari
ternak. Bahan pakan merupakan sesuatu yang dapat dimakan
oleh ternak baik itu yang bersumber dari protein hewani dan nabati, sumber
energi, sumber mineral dan sumber-sumber yang lain yang akan mencukupi
kebutuhan dari ternak.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk pakan
adalah bahan pakan yang berkualitas. Kualitas bahan pakan dapat diketahui
dengan melakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap kualitasnya.Didalam
bahan pakan terdapat zat-zat yang dinamakan nutrient yang dibutuhkan oleh
ternak untuk metabolisme yang menghasilkan energi untuk hidup pokok dan untuk
produksi.
Dalam pengenalan bahan pakan, terlebih dahulu bahan pakan
itu sendiri terbagi menjadi pakan sumber protein hewani yang dibagi menjadi
tepung ikan dan protein nabati dibagi menjadi bungkil kelapa dan bungkil
kedele. Sedangkan sumber energi dibagi menjadi ada yang berbentuk biji-bijian
atau butiran yang terbagi atas: padi, jagung, millet merah dan millet putih.
Berbentuk tepung terbagi atas dedak halus, jagung giling, dan dedak halus.
Berbentuk cairan terdiri atas: minyak sayur. Sumber mineral terdiri dari garam
dan kerang.
Penyusunan ransum harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : Memperhatikan kualitas bahan pakan yang digunakan, Memperhatikan
batasan maksimum dan faktor pembatasnya, Memperhatikan kebutuhan gizi sesuai
dengan fase pertumbuhan ayam. Selain itu hal lain yang harus diperhatikan
adalah mengetahui bahan mana yang harus dicampur terlebih dahulu agar hasilnya
rata atau homogen. Jika ransom dibuat dalam jumlah kecil dapat dilakukan secara
manual tetapi bila dalam jumlah besar dapat digunakan mesun pencampur atau
mixer.
.
1.2 Tujuan dan manfaat
Mahasiswa
mengerti dan mampu bagaimana cara menghitung/menyusun ransum yang tepat sesuai
dengan kebutuhan nutrisi ternak, Mahasiswa
mampu mencampur sendiri ransum untuk ternak .
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Formulasi
Ransum
Sari(2001) menyatakan bahwa formulasi ransum harus memenuhi kebutuhan zat
gizi yang diperlukan oleh ternak untuk kebutuhan hidup.
Arian(2004) menyatakan bahwa formulasi ransum ada bermacam-macam cara,salah
satunya adalah trial and error method.
Martin(2005) menyatakan bahwa setelah ditentukan bahan yang akan diberi kepada
ternak,maka kita harus menentukan zat gizi pada tabel Komposisi zat Makanan.
Bambang(2008) menyatakan bahwa tiap bahan yang kita formulasikan,harus kita
hitung biaya pembeliannya.
Tuani(2007)menyatakan bahwa tingkat ketelitian dalam membuat formulasi ransum
adalah sangat tinggi.
Sri(2007) menyatakan bahwa kita harus menentukan jumlah ransum yang akan
dibuat.
Adam(2000)menyatakan bahwa tiap formulasi ransum harus berjumlah 100%.
Formulasi ransum adalah proses dimana berbagi macam bahan bahan
makanan dikombinasikan dalam proporsi yang esensial untuk ternak dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fase produksinya
(Retnowati , 2000 ).
Diantara bahan pakan sumber protein
tepung ikan merupakan bahan pakan yang paling baik dan superior dibandingkan
dengan yang lainnya (Nurhayati, et all, 2008).
Protein nabati meskipun kualitasnya
lebih rendah dari protein hewani tetapi ada zat-zat dalam protein nabati yang
tidak terdapat dalam protein hewani dalam bentuk prekusaor-prekusor vitamin
(Anggorodi.R, 2004).
Ransum yang yang diformulasikan haruslah mendapat cukup palatable agar
dapat meransang nafsu makan, karena apabila ransum yang dibuat ditolak oleh
ternak maka dapat dikatakan ransum tersebut kurang baik. (Teja Kaswari, 2008).
Mencampur
Ransum
Dalam mencampur ransum bahan-bahan yang dalam jumlah kecil dan bertekstur
halus harus dicampur terlebih dahulu selanjutnya bahan-bahan pakan yang
berjumlah besar dicampurkan ( Nurhayati, et.al. 2008)
Dua cara dalam mencampur ransum yang
didasarkan pada jumlah ransum yang akan disusun. Dengan cara manual (jumlah
ransum sedikit) dengan mesin pencampur “mixer” (jumlah Besar). (trobus.2008).
Bungkil kedele, ampas tahu
,merupakan bahan pakan sumber protein nabati yang lazim digunakan sebagai pakan
ternak (Parrakkasi.a. 2004).
Bahan makanan yang dapt digunakan
untuk menyusun ransum dapat dibedakan menjadi bahan makanan sumber energi,
bahan makanan sumber protein, bahan makanan sumver lemak, dan minyak,
feed additif, enzymes, dan pemacu pertumbuhan (Nurhayati,
2008).
Bahan pakan sumber energi yang utama
adalah bahan pakan yangkandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih
mudah dimetabolisme daripada energi yang berasal dari lemak (Tobing.L.R, 2000).
Bahan pakan sumber energi antaralain
jagung, sorghum, beras, dedak padi, hijauan, serta minyak yang merupakan sumber
energi yang berasal dari lemak yang berbentuk cairan (Anggorodi.R, 2006).
Dedak padi atau sekam padi merupakan
hasil ikutan bahan penggiling beras yang masih bisa dimanfaat sebagai bahan
pakan sumber energi yang berbentuk bubuk (tepung) (Trobos, 2007).
Bahan-bahan pakan sumber mineral
antara lain tepung tulang, tepung kulit kerang, mineral supplement (Hendaka, et
al. 2008).
Bahan-bahan sumber vitamin lebih
banyak dalam bentuk teblet atau bubuk yang diproduksi secara modern oleh
indutri-iondustri bidang peternakan (Trobos, 2008).
Bahan-bahan pemalsu pakan
merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur hampir sama dengan bahan pakan yang
dipalsukan akan tetapi satu hala yang sulit untuk dipastikan yaitu bau
(Parrakkasi.A. 2003).
Hijauan merupakan bahan pakan utama
ternak rumanisia yang merupakan sumber energi yang diperoleh dari pencernaan
serat (Parrakkasi.A. 2007).
Bahan pakan yang berasal dari
tumbuh- tumbuhan memiliki kadar protein dan kadar energi yang cukup
tinggi (Irfan anshory,2008).
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan tempat
Adapun praktikum bahan pakan dan formulasi ransum Di mulai pada hari selasa,tanggal 9 juni 2014 yang bertempat di Laboratorium Makanan Ternak,Gedung C lantai 2 Fakultas
Peternakan Universitas Jambi.
3.2. Materi
Formulasi
Ransum
Alat yang digunakan dalam praktikumFormulasi Ransum adalah tabel kebutuhan
ternak,tabel komposisi bahan makanan ternak,dan kalkulator.
Mencampur Ransum
Alat yang digunakan pada praktikum Mencampur Ransum
adalah tabel kebutuhan ternak, tabel komposisi bahan makanan ternak, Sedangkan
bahan yang digunakan adalah Tepung Ikan, Dedak Padi, Minyak Sayur, Jagung
Giling, Bungkil Kelapa Sawit, dan Premiks.
3.3. Metoda
Formulasi Ransum
Adapun cara
kerja dalam Formulasi Ransum adalah tentukanlah jenis ransum yang akan
disusun.Kenudian tentukanlah bahan pakan yang akan digunakan.Tentukanlah
kandungan zat makanan masing-masing bahan pakan penyusunan ransum terpilih pada
tabel komposisi zat makanan bahan pakan.Tentukanlah jumlah ransum yang akan
disusun dan perkiraan persentase penggunaan setiap bahan pakan dari jumlah
total bahan pakan.Hitung kontribusi zat gizi dari masing-masing jenis bahan
pakan.Persentase setiap bahan makanan dapat diubah sampai sesuai dengan
kebutuhan zat gizi dari ransum yang dibuat.Kemudian bandingkan hasil
perhitungan ransum yang dibuat dengan kebutuhan ternak yang
bersangkutan.Misalnya kandungan protein,lemak,serat kasar,EM atau TDN-nya.
Mencampur Ransum
Sedangkan cara kerja dalam
mencampur ransum adalah pertama-tama kelompokkan dulu bahan-bahan makanan yang
jumlahnya sedikit dan teksturnya halus (misalnya garam, premix, dan CaCo3)
dan campurkan sampai merata.
Kemudian jika menggunakan dedak
padi dan minyak sayur maka campurkan keduanya terlebih dahulu.
Setelah itu tambahkan tepung
ikan, bungkil kedele, jagung dan bahan lainnya dan campurkan semua bahan
tersebut sampai merata dan menjadi homogen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puyuh fase grower
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Puyuh pada Periode
Pertumbuhan (NRC, 1994)
Nutrisi
|
Kebutuhan Nutrisi untuk Pertumbuhan (3-6 Minggu)
|
Energi Metabolis (kkal/kg)
|
2800
|
Protein kasar (%)
|
24,00
|
Lemak kasar (%)
|
2,80
|
Serat kasar (%)
|
4,10
|
Ca (%)
|
0,80
|
P (%)
|
0,65
|
Tabel 2. Kandungan
nutrisi beberapa bahan pakan
Bahan Pakan
|
Em/Kkal
|
PK
|
LK
|
SK
|
Ca
|
Dedak halus
|
2980
|
12,9
|
13
|
11,4
|
0,07
|
Jagung
|
3350
|
8,5
|
3,8
|
2,2
|
0,02
|
B.Kelapa
|
1525
|
19,2
|
2,1
|
14,4
|
0,17
|
Top Mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
bungkil kedelai
|
2850
|
40
|
0,9
|
6
|
0,11
|
Tepung ikan
|
3000
|
61,8
|
7,8
|
0,6
|
4,96
|
Bahan Pakan
|
Em/Kkal
|
PK
|
LK
|
SK
|
Ca
|
|
Dedak halus
|
1430,4
|
6,192
|
6,24
|
5,472
|
0,0336
|
|
Jagung
|
402
|
1,02
|
0,456
|
0,264
|
0,024
|
|
B.Kelapa
|
106,7
|
1,344
|
0,147
|
1,008
|
0,0119
|
|
Top Mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
bungkil kedelai
|
570
|
8
|
0,18
|
1,2
|
0,022
|
|
Tepung ikan
|
369
|
7,416
|
0,936
|
0,072
|
0,5952
|
Jumlah 2869,1 23,972 7,959 8,016 0,6867
Tabel 3. Penggunaan
Bahan pakan
|
Persentase(%)
|
Banyak bahan pakan
|
Jagung
|
48,00
|
2400 gram
|
Dedak Halus
|
12,00
|
600 gram
|
Bungkil Kelapa
|
7,00
|
350 gram
|
Bungkil Kedelai
|
20,00
|
1000 gram
|
Tepung Ikan
|
12,00
|
600 gram
|
Topmix
|
1,00
|
50 gram
|
Jumlah
|
100,00
|
5000 gram
|
Tabel
diatas merupakan hasil formulasi pada praktikum sebelumnya, pada praktikum kali
ini adalah mempelajari cara pencampurannya, bahan yang pertama kali dicampur
ialah dedak disertai dengan minyak diberi sedikit demi sedikit sampai semua
bahan tercampur.
Setelah itu pemakaian bahan pakan yang telah di dapat di
konversi lagi sehingga total berat Ransumnya sekitar 5 kg.
Hasil
yang diperoleh dari pratikum ini yaitu kita bisa mencampur ransum secara
homogen dan mengetahui berapa formulasi ransum yang akan disusun d.n berapa
kebuthan agar mendaatkan jumlah zat yang terdapat dalam bahan sebagai
palatable. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Teja Kaswari (2008). Yang menyatakan bahwa Ransum yang yang
diformulasikan haruslah mendapat cukup palatable agar dapat meransang nafsu
makan, karena apabila ransum yang dibuat ditolak oleh ternak maka dapat dikatakan
ransum tersebut kurang baik.
Bahan
yang digunakan dalam mencampur ransum terdiri dari sumber protein, energi, dan
mineral sehingga akan mempengaruhi kebutuhan tenak itu sendiri.
Setelah praktikum Formulasi Ransum,maka didapat hasil seperti yang Persentase hijauan pada pakan paling
sedikit 50 % dari total kebutuhan pakan yang diberikan, oleh karena itu
sebagian besar pakan mengandung serat kasar sehingga pencernaannya spesifik dan
berbeda dengan ternak lambung tunggal (non-ruminansia)
·
Dalam
penyusunan ransum ruminansia yang sangat diperhatikan adalah jumlah energi dan
protein.
·
Mineral
yang penting adalah kalsium dan fosfor,
·
Vitamin
yang harus memenuhi kebutuhan adalah vit. D dan A.
·
Semua Zat
nutrisi tersebut dapat dipenuhi dari hijauan dan konsentrat yang
diberikan dalam pakan ternak ruminansia
Frikha et al. (2009)
manajemen pemberian pakan awal periode juga berdampak terhadap performans
periode selanjutnya, peningkatan efisiensi pada ayam petelur dapat dilakukan
dengan merubah bentuk pakan menjadi pellet dan meningkatkan kandungan energi
pakan sampai level tertentu, namun demikian tampaknya hasil penelitian tersebut
belum memberikan gambaran ekonomis nilai effisiensi yang diberikan.
Ada beberapa metode untuk
menyusun ransum yaitu :
·
Metode
coba-coba
·
Metode
Bujur sangkar
·
Metode
Persamaan
·
Linear
Programing
METODE PERSAMAAN
·
Metode
persamaan dapat digunakan untuk menyusun pakan ternak baik ruminansia maupun
non ruminansia.
·
Persyaratan
Metode Persamaan :
1. Dalam metode ini ada dua sampai tiga zat
nutrisi yang harus di penuhi.
Pada
bahasan kali ini hanya dua sehingga digunakan dua persamaan saja.
Misalnya protein dan energi atau dapat juga protein dan mineral.
2. Harus ada dua bahan yang harus dicari untuk
memenuhi kekurangan dari bahan bahan yang sudah ditentukan, satu
sebagai sumber protein dan yang lain sebagai sumber energi.
Karbohidrat dan lemak merupakan
sumber energi dalam aktivitas tubuh, sedangkan garam-garam mineral dan vitamin
juga merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup (Winarno 1997).
Douglas et al. (1997)
berhasil mempelajari bahwa pada sorghum dengan komposisi tannin rendah dan
tinggi hanya memiliki perbedaan kandungan protein dan asam amino yang kecil
nilainya.
Di dalam
praktikum formulasi ransum adapun hasil yang diperoleh yaitu kita bisa
mencampur ransum secara homogen dan mengetahui berapa formulasi ransum yang
akan disusun serta mengetahui juga bahan mana yang mengandung banyak zat yang
dibutuhkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Hal ini sesuai dengan
pendapatNurhayati, (2008) Bahan makanan yang dapat digunakan untuk
menyusun ransum dapat dibedakan menjadi bahan makanan sumber energi, bahan
makanan sumber protein, bahan makanan sumber lemak, dan minyak, feed
additif, enzymes, dan pemacu pertumbuhan.
Hasil yang diperoleh dari pratikum ini yaitu kita bisa mencampur
ransum secara homogen dan mengetahui berapa formulasi ransum yang akan disusun
d.n berapa kebuthan agar mendaatkan jumlah zat yang terdapat dalam bahan
sebagai palatable. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Teja Kaswari
(2008). Yang menyatakan bahwa Ransum yang yang diformulasikan
haruslah mendapat cukup palatable agar dapat meransang nafsu makan, karena
apabila ransum yang dibuat ditolak oleh ternak maka dapat dikatakan ransum
tersebut kurang baik.
Bahan yang digunakan dalam mencampur ransum terdiri dari sumber protein,
energi, dan mineral sehingga akan mempengaruhi kebutuhan tenak itu senderi.
A. Bahan Pakan Nabati
Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan
pakan nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan
daun-daunan yang suka dimakan oleh ternak.
Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan protein
tinggi seperti bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal
kacang-kacangan. Dan tentu saja kaya akan energi seperti jagung.
1. Dedak halus
Dedak sebagai limbah penggilingan padi banyak terdapat di Indonesia karena
Indonesia merupakan negara penghasil padi. Pada saat musim panen, dedak mudah
diperoleh dan murah harganya.
Dedak sebagai bahan pakan
ternak luas penggunaannya, dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis
dan tipe ternak.
Dedak halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak
halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak halus
pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak halus pabrik
mengandung protein 13,6%.
Sedangkan kandungan lemaknya tinggi,
sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih 12%. Oleh karena itu
penggunaan dedak halus dalam pakan ternak khususnya ayam buras sebaiknya tidak
melebihi 45%. Bila beras yang sudah putih digiling kembali, maka akan
didapatkan limbah berupa bekatul dengan kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat
juga digunakan sebagai bahan pakan ayam buras.
2. Jagung
Jagung sebagai pakan ayam buras
sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (sekitar
9,4%), tetapi kandungan energi metabolismenya tinggi. (3430 kkal/kg). Oleh karena
itu jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah
(sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang
lebih tinggi. Jagung kuning mengandung pigmen karoten yang disebut
"xanthophyl". Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan
daging yang menarik, tidak pucat.
3. Bungkil Kelapa Sawit
Bungkil kelapa sawit merupakan
limbah dari pembuatan minyak kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan lemak.
Indonesia kaya akan pohon kelapa sawit dan banyak mendirikan pabrik minyak
goreng, sehingga bungkil kelapa sawit banyak tersedia kandungan protein cukup
tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi
bungkil kelapa sawit ini miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya
tinggi sekitar 15%. Oleh karena itu penggunaan dalam menyusun ransum tidak
melebihi 20%, sedang kekurangan Cysine dan Histidin dapat dipenuhi dari tepung
itu atau Cysine buatan pabrik. Secara umum bungkil kelapa sawit berwarna
coklat, ada coklat tua ada coklat muda (coklat terang) sebaiknya dipilih
bungkil kelapa sawit yang berwarna coklat muda atau coklat terang inilah yang
kita pilih. Bungkil Kelapa sawit mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik,
sehingga harus hati-hati dalam menyimpan, menurut pendapat dari Irfan
anshory, (1997). Bahan pakan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan
memiliki kadar protein dan kadar energi yang cukup tinggi.
B. Bahan
Pakan Hewani.
Bahan pakan asal hewan ini umumnya
merupakan limbah industri, sehingga sifatnya memanfaatkan limbah. Bahan pakan
hewani yang biasa digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang dan
tepung kerang. Beberapa bahan pakan hewan yang lain adalah cacing, serangga,
ulat dll. Bahan-bahan pakan ini ditemukan ayam yang dipelihara secara intensif,
cacing, serangga dan lain-lain tidak diberikan. Tetapi bekicotyang banyak
didapat di musim hujan, sudah mulai diternakkan, merupakan bahan pakan
alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum
ayam.
1. Tepung
Ikan.
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein
yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini
berbeda, sesuai dengan jenis ikannya. Disamping jenis ikan, proses pengeringan
ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses
pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan
uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari
merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar
proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan
atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai
kandungan protein kasar hanya 51-55%. Menurut pendapat dari Parning,
Mika dan marlan, (2000) menyatakan bahwa tepung ikan merupakan bahan
pakan yang superior yang mempunyai kadar protei paling tinggi dari bahan pakan
lainnya.
Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga
merupakan sumber mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang sangat baik
ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga
ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%. Di Indonesia, tepung ikan ada
beberapa macam baik produk lokal maupun import dengan kualitas yang beragam.
Dengan kondisi ini peternak disarankan membeli tepung ikan dari penjual yang
terpercaya dan sudah biasa menjual tepung ikan yang baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Sutresna Nana ( 1995 ). Yang
menyatakan bahwa Pemberian ransum pada ternak adalah untuk menyediakan bahan
makanan yang dibutuhkan ternak sehinggga dapat menghasilkan daging, susu dan
telur yang menguntungkan bagi peternak
Untuk memenuhi komposisi formulasi
ransum yang apabila dikombinasikan akan mendapatkan hasil yang sempurna
atau esensial sehingga dapat memenuhi kebutuhan ternak tersebut hal ini sesuai
dengan pendapat dari Retnowati ( 1999 ). Formulasi ransum
adalah proses dimana berbagi macam bahan bahan makanan dikombinasikan
dalam proporsi yang esensial untuk ternak dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fase produksinya .
Hasil formulasi ransum beberapa kelompok terhadap
kebutuhan ransum beberapa ternak
Kelompok 2 Ayam fase grower
Tabel 4.Kebutuhan Nutrisi Ternak Ayam Broiler Fase
Grower
Em/Kkal
|
PK
|
LK
|
SK
|
Ca
|
3100
|
20
|
5-8
|
3-5
|
0,9-1,1
|
Tabel 5. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan
Bahan
Pakan
|
Em/Kkal
|
PK
|
LK
|
SK
|
Ca
|
Dedak
|
2980
|
12,9
|
13
|
11,4
|
0,07
|
Jagung
|
3350
|
8,5
|
3,8
|
2,2
|
0,02
|
B.Kelapa
|
2537
|
36.1
|
1.6
|
0.2
|
1.28
|
Minyak
|
7200
|
0
|
99
|
0
|
0
|
Top
Mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
T.Kulit
Kerang
|
0
|
0
|
0
|
0
|
38
|
Bahan Pakan
|
Pemakaian
|
Em/Kkal
|
PK
|
LK
|
SK
|
Ca
|
Dedak
|
3
|
89,4
|
0,387
|
0,39
|
0,342
|
0,0021
|
Jagung
|
55
|
1842,5
|
4,675
|
2,09
|
1,21
|
0,011
|
B.Kedele
|
35
|
780,5
|
15,4
|
0,28
|
2,45
|
0,098
|
Minyak
|
5
|
360
|
0
|
4,95
|
0
|
0
|
Top Mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
T.Kulit Kerang
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,76
|
Jumlah
|
100
|
3072,4
|
20,462
|
7,71
|
4,002
|
0,8711
|
Kebutuhan
|
3100
|
20
|
5-8
|
3-5
|
0,9-1,1
|
Tabel 6. Hasil Konversi Bahan
Pakan
Bahan Pakan
|
Total Berat Ransum (gr)
|
Hasil Formulasi (%)
|
Berat Pakan di Butuhkan (gr)
|
Dedak Padi
|
5000 |
3
|
150
|
Jagung Halus
|
55
|
2750
|
|
Bungkil Kelapa
|
35
|
1750
|
|
Minyak Sawit
|
5
|
250
|
|
Top Mix
|
0
|
0
|
|
T.Kulit Kerang
|
2
|
100
|
|
|
Jumlah
|
5000 gr
|
Kelompok A6,itik fase finisher
Tabel 7. Kandungan Zat Makanan Bahan Pakan.
Bahan pakan
|
EM
|
PK
|
SK
|
LK
|
CA
|
Dedak
|
2980
|
12,9
|
11,4
|
13
|
0,07
|
Jagung
|
3350
|
8,5
|
2,2
|
3,8
|
0,02
|
Bungkil.kelapa
|
1525
|
19,2
|
14,4
|
2,1
|
0,17
|
Minyak sayur
|
0
|
0
|
0
|
9,9
|
0
|
Top mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
100
|
Tabel .8. pemakaian Bahan Pakan Setelah Formulasi
Bahan
pakan
|
Pemakaian
|
EM
|
PK
|
SK
|
LK
|
CA
|
Dedak
|
21,5%
|
640,7
|
2,7735
|
2,451
|
2,795
|
0,01505
|
Jagung
|
59,5%
|
1993,25
|
5,0575
|
1,309
|
2,205
|
0,0119
|
Bungkil
kelapa
|
10,5%
|
160,125
|
2,016
|
1,512
|
0,0396
|
0,017858
|
Minyak
sayur
|
0,4%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Top mix
|
0,6%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
06
|
Jumlah
|
92,5%
|
2794,075
|
9,897
|
5,272
|
5,3161
|
0,6448
|
Batas
|
100%
|
2800
|
14,15
|
6,9
|
3-6
|
0,8
|
Kelompok
A.8 : Ayam Petelur Fase Starter
Tabel 9 hasil kelompok 8
No
|
Bahan pakan
|
Penggunaan (%)
|
Energi (Kkal/kg)
|
Protein Kasar (%)
|
Lemak Kasar (%)
|
Serat Kasar (%)
|
1
|
Jagung
|
57
|
1909,5
|
4,845
|
1,254
|
2,54
|
2
|
Dedak
|
20
|
596
|
2,58
|
0,714
|
2,82
|
3
|
BIS
|
20
|
305
|
3,84
|
0,42
|
2,28
|
4
|
M.Sawit
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
Premix
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
100
|
2810,5
|
11,265
|
2,388
|
5,814
|
|
Kebutuhan (%)
|
|
2800-3500
|
22-24
|
2,5
|
4
|
kelompok
10 formulasi ransum
Tabel 10.kebutuhan fase grower
Unsur nutrisi
|
kebutuhan
|
Protein %
|
20
|
Energi metabolisme (kkal)
|
3100
|
Serat kasar %
|
3 sampai 5
|
Lemak %
|
5 sampai 7
|
Kalsium %
|
0,9-1,1
|
Tabel 11. NRC
penyususn ransum
|
em
|
Pk
|
lk
|
sk
|
ca
|
dedak
|
2980
|
12,9
|
13,0
|
3,57
|
0,07
|
jagung
|
3350
|
8,5
|
3,8
|
2,2
|
0,02
|
bungkil kelapa
|
1525
|
19,2
|
2,1
|
0
|
0,17
|
minyak
|
0
|
0
|
99
|
0
|
0
|
top mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
100
|
Tabel 12. perhitungan
penyususn ransum
|
%
|
Em
|
pk
|
lk
|
sk
|
ca
|
Dedak
|
30
|
894,0000
|
3,8700
|
3,9000
|
1,0710
|
0,0210
|
Jagung
|
60
|
2010,0000
|
5,1000
|
2,2800
|
1,3200
|
0,0120
|
bungkil kelapa
|
9
|
137,2500
|
1,7280
|
0,1890
|
0,0000
|
0,0153
|
Minyak
|
0
|
0,0000
|
0,0000
|
0,0990
|
0,0000
|
0,0000
|
top mix
|
1
|
0,0000
|
0,0000
|
0,0000
|
0,0000
|
0,9000
|
jumlah
|
100
|
3041,2500
|
10,6980
|
6,4680
|
2,3910
|
0,9483
|
standar
|
3100
|
20
|
5 sampai 7
|
3 sampai 5
|
0,9-1,1
|
Formulasi
ransum kel A 11
Tabel 13.
kandungan bahan pakan
penyusunransum
|
em
|
Pk
|
lk
|
sk
|
ca
|
dedak
|
2980
|
12,9
|
13,0
|
11,4
|
0,07
|
jagung
|
3350
|
8,5
|
3,8
|
2,2
|
0,02
|
bungkilkelapa
|
1525
|
19,2
|
14,4
|
2,1
|
0,17
|
minyak
|
0
|
0
|
0,99
|
0
|
0
|
top mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,00
|
Kebutuhan nutrisi
ayam petelur fase finisher
Energi
Metabolisme(Kkal) 2650 - 2900
Protein Kasar(%) 15 -18
Lemak Kasar(%) 2,5 - 7
Serat Kasar(%) 7
Kalsium (Ca) 3,25 - 4
Tabel 14.
perhitungan formulasi ransum
penyusunransum
|
%
|
Em
|
pk
|
lk
|
sk
|
ca
|
5 kg
|
Dedak
|
21
|
625,8000
|
2,7090
|
2,7300
|
2,3940
|
0,0147
|
1050
|
Jagung
|
55
|
1842,5000
|
4,6750
|
2,0900
|
1,2100
|
0,0110
|
2750
|
bungkilkelapa
|
20
|
305,0000
|
3,8400
|
2,8800
|
0,4200
|
0,0340
|
1000
|
Minyak
|
0,25
|
0,0000
|
0,0000
|
0,2475
|
0,0000
|
0,0000
|
12,5
|
top mix
|
3,75
|
0,0000
|
0,0000
|
0,0000
|
0,0000
|
3,7500
|
187,5
|
jumlah
|
100
|
2773,3000
|
11,2240
|
7,9475
|
4,0240
|
3,8097
|
5000
|
standar
|
2650-2900
|
15 -18
|
2,5 - 7
|
7
|
3,25 -4
|
|
Kelompok 13
Tabel 15. Kandungan zat-zat makanan
dan energi metabolis pakan
No
|
Bahan pakan
|
Protein (%)
|
Lemak (%)
|
Serat kasar (%)
|
Energi metabolis (kkal/kg)
|
1
|
Jagung kuning
|
8,6
|
3,9
|
2,0
|
3.370
|
2
|
Dedak halus
|
12,0
|
13,0
|
12,0
|
1.630
|
3
|
Bungkil kedelai
|
45,0
|
0,9
|
6,0
|
2.240
|
4
|
Bungkil kelapa
|
21,0
|
1,8
|
15,0
|
1.540
|
5
|
Bungkil kacang tanah
|
42,0
|
1,9
|
17,0
|
2.200
|
6
|
Tepung ikan
|
61,0
|
4,0
|
1,0
|
2.830
|
Tabel 16.
Susunan ransum ayam broiler fase starter
No
|
Bahan pakan
|
Jumlah
|
Protein
|
lemak
|
Serat kasar
|
EM
|
1
|
Jagung
|
60,00
|
5,16
|
2,34
|
1,20
|
2.022,00
|
2
|
Dedak halus
|
3,00
|
0,36
|
0,39
|
0,36
|
48,90
|
3
|
Bungkil kedelai
|
20,50
|
9,23
|
0,18
|
1,23
|
459,20
|
4
|
Bungkil kelapa
|
1,50
|
0,32
|
0,02
|
0,23
|
23,10
|
5
|
Tepung ikan
|
13,00
|
7,90
|
0,52
|
0,13
|
370,50
|
6
|
Minyak kelapa
|
1,50
|
-
|
-
|
-
|
129,00
|
7
|
Premix-A
|
0,50
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
100,00
|
22,97
|
3,45
|
3,15
|
3.052,70
|
Kelompok
14
Tabel 117. Kebutuhan Nutrisi Itik Fase Finisher
Nutrisi
|
Kebutuhan Nutrisi
|
Energi Metabolis (kkal/kg)
|
2800
|
Protein kasar (%)
|
14-15
|
Lemak kasar (%)
|
3-6
|
Serat kasar (%)
|
6-9
|
Ca (%)
|
0,80
|
Tabel 18. Kandungan Zat Makanan Bahan Pakan.
penyususn ransum
|
em
|
Pk
|
lk
|
sk
|
ca
|
dedak
|
2980
|
12,9
|
13,0
|
3,57
|
0,07
|
jagung
|
3350
|
8,5
|
3,8
|
2,2
|
0,02
|
bungkil kelapa
|
1525
|
19,2
|
2,1
|
0
|
0,17
|
minyak
|
0
|
0
|
99
|
0
|
0
|
top mix
|
0
|
0
|
0
|
0
|
100
|
penyususn ransum
|
%
|
Em
|
pk
|
lk
|
sk
|
ca
|
Dedak
|
22
|
655,6000
|
2,8380
|
2,8600
|
2,5080
|
0,0154
|
Jagung
|
60
|
2016,7000
|
5,1170
|
2,2876
|
1,3244
|
0,0120
|
bungkil kelapa
|
17
|
256,2000
|
3,2256
|
0,3528
|
2,4192
|
0,0286
|
Minyak
|
0,30
|
0
|
0
|
0,2970
|
0
|
0
|
top mix
|
0,70
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,7000
|
jumlah
|
100
|
2928,5000
|
11,1806
|
5,7974
|
6,2516
|
0,756
|
standar
|
2800
|
14-15
|
3 - 6
|
6 - 9
|
0,8
|
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Formulasi Ransum dan Mencampur Ransum
dapat disimpulkan bahwa dalam pencampuran ransum bahan-bahan yang terlebih dahulu
dicampurkan adalah bahan yang halus/ kecil harus dicampur terlebih dahulu
hingga homogen maka selanjutnya bahan – bahan yang berjumlah lebih besar.
Adapun metode yang digunakan dalam menyusun ransum ini
antara lain yaitu metode trial and error method. Sedangkan di dalam
mencampur ransum itu sendiri dapat menggunakan sumber protein, sumber energi,
sumber mineral dan sumber yang lainnnya yang dapat menunjang terbentuknya
ransum.
5.2 Saran
Demikian laporan ini, kepada pembaca agar dapat dijadikan pedoman untuk
melakukan kegiatan yang sama. Akan tetapi laporan ini bukanlah sempurna untuk
itu kiranya pemnaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan laporan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. R.
1997. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Anshory Irfan , 1984. Bahan Pakan
dan Formulasi Ransum. Jakarta : Erlangga.
Aris. A. 1983. Kriteria Pakan Berkualitas. Universitas Indonesiaa Press.
Jakarta.
Dwidjo. J.
P.1997. Teknik Penyusunan Ransum. Penebar Swadaya. Jakarta.
Gultom S. 1988. Ilmu Gizi Ruminansia. Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak. LUW-Universitas Brawijaya Animal Husbandri Project.
Hendalia,
et.al. 2008. Biokimia Nutrisi. Fapet UNJA. Jambi.
Jamestown,
1997. Theory and Practice Penambol Books Armidale. NSW.
Australia.
John Siregar.
1978. Introduction Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Mexico
Joseph, 1991. Ilmu Makanan Ternak. Gajah Mada University Press
Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Kaswari. T.
2008. Diktat Nutrisi Ternak dasar. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.
Kenan. 1980. An
Introduction to Partical Animal Breeding. Granada Publishing, Newyork.
Kenan. 1980.
General College Chemistry. New York :
Harper and Row Nurhayati, et.al. 2008. Nutrisi Ternak Unggas.
Fapet UNJA. JambI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar